Saat ini serangga tomcat menjadi sorotan dan perbincangan masyarakat di tanah air. Apakah serangga tomcat itu?
Serangga tomcat (Paederus littoralis) disebut pula Kumbang Rove (Rove Beetle) adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang termasuk dalam keluarga besar Kumbang (Staphylinidae), terutama dibedakan oleh panjang pendeknya penutup pelindung sayap (“sayap berlapis”) yang meninggalkan lebih dari setengah dari perut mereka terbuka. Dengan lebih dari 46.000 spesies dalam ribuan generasi, kelompok ini adalah keluarga kedua terbesar kumbang setelah Curculionidae (kumbang yang sebenarnya). Serangga ini termasuk kelompok serangga kuno, dengan fosil serangga tomcat diketahui dari Jaman Triassic atau pemusnahan mahluk hidup di Bumi sekitar 200 juta tahun lalu.
Serangga tomcat berkuran antara 1 hingga 35 mm (1,5 inci), dengan sebagian besar di kisaran 2-8 mm, dan bentuk umumnya memanjang, dengan beberapa serangga tomcat yang berbentuk bulat seperti telur. Badannya berwarna kuning gelap (oranye) di bagian atas, bawah abdomen (perut) dan kepala berwarna gelap. Pada antena kumbang biasanya 11 tersegmentasi dan filiform, dengan clubbing moderat dalam beberapa generasi kumbang. Biasanya, kumbang ini terlihat merangkak di kawasan sekeliling dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam pandangan sekilas ia lebih menyerupai semut.
Mengapa tomcat merambah ke pemukiman? Tomcat yang sejatinya hidup di sawah merambah ke pemukiman dikarenakan alih fungsi lahan pertanian. Sebenarnya tomcat merupakan predator alami hama wereng, hama yang menjadi salah satu musuh utama para petani. Jika popualasi tomcat sedikit, maka wereng akan merajalela dan mengakibatkan gagal panen sehingga perlu adanya pengendalian populasi.
Serangga tomcat sebenarnya tidak berbahaya. Tidak menggigit maupun menyengat. Namun, saat merasa terganggu, tomcat akan mengeluarkan racun paederin yang menyebabkan kulit manusia meradang dan melepuh. Ini merupakan metode membela diri yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup. Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk ataupun benda-benda lainnya. Kulit yang terkena toksin Tomcat akan merah meradang mirip herpes tetapi tidak sama.
Tidak perlu khawatir dengan serangan tomcat. Berikut ini tips agar terhindar dari serangan Tomcat.
- Usahakan pintu dan jendela selalu tertutup.
- Inspeksi dinding dan langit-langit rumah, jika menemukan bunuh dengan obat serangga, Jangan sampai menyentuhnya. Lebih baik menangkap dan melepaskannya di alam.
- Jika menemukan jangan mematikannya dengan dipencet/mengenai kulit agar racun tidak menyebar. Masukkan ke dalam plastik lalu buang ke tempat yang aman.
- Untuk mematikan tomcat bisa menggunakan aerosol tapi sebaiknya pakai obat serangga alami saja untuk mencegahnya, bisa dibuat dari campuran sereh, daun mimba dan laos.
- Bersihkan lingkungan rumah terutama tanaman yang tidak terawat yang bisa menjadi tempat bersarangnya serangga tomcat.
- Gunakan kelambu pada saat tidur terutama di kamar anak-anak.
- Kurangi menyalakan lampu di dekat tempat-tempat seperti jendela dan pintu yang memungkinkan si Tomcat masuk, karena Tomcat menyukai cahaya lampu.
- Kalau bepergian gunakan pakaian yang menutupi, contohnya jaket dan celana panjang.
Kalau sudah terkena Tomcat :
- Kalau Tomcat ada di kulit kita jangan mematikan dengan memencet/menepuknya, singkirkan saja dengan pelan dengan meniupnya.
- Setelah itu jangan menggosok dan menggaruk kulit.
- Gunakan air sabun untuk membasuh kulit yang terkena Tomcat tadi agar racun tak menyebar. Pemberian odol, minyak kayu putih, balsem, minyak tawon maupun bedak tabur karena hanya akan memperparah keadaan
- Kalau perlu cuci dengan antiseptik ringan seperti hydrocortisone 1%, betametasone (krim steroid lemah) dan antibiotik neomycin sulfat 5% bila kulit bereaksi terhadap racun Tomcat.
- Hindarkan luka akibat Tomcat dari sinar matahari karena akan menimbulkan warna kehitaman dan bekas luka.
- Kalau memang parah segeralah pergi ke dokter untuk menjalani perawatan.
#dari berbagai sumber